hello

Rabu, 29 Mei 2013

Cinta dan Perkawinan

Cinta dan Perkawinan

          Seperti yang kita tahu cinta adalah suatu misteri kehidupan. Cinta itu dapat dating dan memudar secara tiba-tiba dan cinta tidak dapat bertahan dengan sendirinya. Seseorang dengan pasangannya harus berusaha mempertahankan perasaan cinta.
             Cinta juga semakin dicari, maka semakin tidak ditemukan. Cinta adanya didalam lubuk hati, ketika dapat menahan keinginan dan harapan yang lebih indah. Waktu dan masa tidak dapat diputar mundur. Terimalah cinta apa adanya.
             Perkawinan adalah kelanjutan dari cinta. Proses mendapatkan kesempatan, ketika kamu mencari yang terbaik diantara pilihan yang ada maka akan mengurangi kesempatan untuk mendapatkannya. Ketika kesempurnaan ingin didapatkan, maka sia-sialah waktu dalam mendapatkan perkawinan tersebut.

A.             Bagaimana memilih pasangan ?

Menikah adalah tanggung jawab yang besar. Oleh karena itu, memilih pasangan hidup juga merupakan hal yang harus benar-benar diperhatikan. Rasulullah SAW telah memberikan teladan dan petunjuk tentang cara memilih pasangan hidup yang tepat dan islami. Insya Allah tips-tips berikut ini akan dapat bermanfaat.
Dalam memilih pasangan hidup, baik bagi laki-laki maupun perempuan keduanya memiliki hak untuk memilih yang paling tepat sebagai pasangannya. Seperti kecocokan, dengan demikian yang dinamakan Proses memilih pada pihak laki-laki dan perempuan.
Disisi lain bahwa memilih pasangan hidup dengan mempertimbangkan berbagai sisinya, asalkan pada pertimbangan-pertimbangan yang wajar serta Islami, keniscayaan hidup dan representasi kebebasan dari Allah yang Dia karuniakan kepada setiap manusia, termasuk dalam memilih suami atau istri.
Dan untuk memantapkan pilihan, terutama dari berbagai alternatif sebaiknya melakukan shalat istikhorah baik di tengah malam maupun di awalnya, dan lakukan secara berkali-kali. Jika telah dilakukan berkali-kali maka Kemantapan yang ada yang insya allah merupakan petunjuk yang boleh diikuti.
Dan disini saya akan memberikan beberapa tips memilih pasangan hidup. Pada dasarnya memilih pasangan hidup itu berdasarkan tiga kriteria dasar yaitu :
-                 Cocok jadi anak dari orangtua kita
Selain dia sayang dengan kita dia juga harus bisa sayang dengan keluarga kita, bisa menghormati orang tua kita dan menyayangi kita seperti menyayangi orang tua kita.
-                 Cocok jadi ayah atau ibu dari anak-anak kita kelak
Biasanya ciri ini terlihat dari sifat seorang laki-laki yang penyayang terhadap anak kecil dan pengasih.
-                 Cocok jadi suami atau istri kita
Nah yang terakhir ini dilihat dari ketulusan sayang pasangan kita ini, tergantung dari kriteria masing-masing perorangan dalam memilih pasangan. Apakah seseorang tersebut tidak keras terhadap pasangan nya.
B.             Seluk-beluk hubungan dalam perkawinan

Perkawinan sebenarnya adalah pertemuan dua orang manusia berlainan jenis, yang diikat oleh sebuah perjanjian sehingga menyatu secara fisik dalam bentuk pesetubuhan serta hubungan badan lainnya dan secara batin dalam bentuk ikatan batin untuk mencapai tujuan perkawinan.
Perkawinan dimulai dari perjanjian antara calon suami dan calon isteri yang disebut kontrak perkawinan (akad nikah). Kontrak ini dilakukan di depan seorang penghulu sebagai pencatat kontrak, mirip seorang notaris dalam perjanjian biasa, disaksikan paling tidak oleh dua orang saksi dan pembayaran mas kawin oleh suami kepada isteri dalam jumlah yang disepakati oleh kedua belah pihak.
Perkawinan dapat disebut sebagai salah satu lembaga masyarakat yang melahirkan berbagai hubungan. Pertama adalah hubungan darah kepada anak cucu. Kedua adalah hubungan semenda kepada keluarga asal kedua belah pihak. Ketiga adalah hubungan kewarisan. Keempat adalah hubungan hak dan kewajiban. Ini tentu di samping hubungan ketetanggaan karena sebuah keluarga hidup salam suatu lingkungan masyarakat. Begitu banyaknya hubungan yang dilahirkan oleh lembaga ini sehingga memerlukan pengaturan yang rinci dari agama maupun perundang-undangan negara.

C.             Penyesuaian dan pertumbuhan dalam perkawinan

Perkawinan tidak berarti mengikat pasangan sepenuhnya. Dua individu ini harus dapat mengembangkan diri untuk kemajuan bersama. Keberhasilan dalam perkawinan tidak diukur dari ketergantungan pasangan. Perkawinan merupakan salah satu tahapan dalam hidup yang pasti diwarnai oleh perubahan. Dan perubahan yang terjadi dalam sebuah perkawinan, sering tak sederhana. Perubahan yang terjadi dalam perkawinan banyak terkait dengan terbentuknya relasi baru sebagai satu kesatuan serta terbentuknya hubungan antarkeluarga kedua pihak.
Relasi yang diharapkan dalam sebuah perkawinan tentu saja relasi yang erat dan hangat. Tapi karena adanya perbedaan kebiasaan atau persepsi antara suami-istri, selalu ada hal-hal yang dapat menimbulkan konflik. Dalam kondisi perkawinan seperti ini, tentu sulit mendapatkan sebuah keluarga yang harmonis.
Pada dasarnya, diperlukan penyesuaian diri dalam sebuah perkawinan, yang mencakup perubahan diri sendiri dan perubahan lingkungan. Bila hanya mengharap pihak pasangan yang berubah, berarti kita belum melakukan penyesuaian.
Banyak yang bilang pertengkaran adalah bumbu dalam sebuah hubungan. Bahkan bisa menguatkan ikatan cinta. Hanya, tak semua pasangan mampu mengelola dengan baik sehingga kemarahan akan terakumulasi dan berpotensi merusak hubungan.

D.             Perceraian dan pernikahan kembali

Kehidupan pernikahan tentunya tidak akan selamanya berjalan mulus. Ada waktunya Anda dan pasangan menghadapi berbagai cobaan yang bisa menimbulkan keretakan. Jika bisa melewati momen tersebut artinya Anda lulus dari ujian yang memang umum dialami suami-istri. Namun kalau gagal, bukan tidak mungkin pernikahan berakhir cerai.
Hal-hal yang menyebabkan perceraian dan ketidakbahagaiaan dalam pernikahan ialah karena banyak orang yang menikahi orang yang salah dengan alasan yang salah. Alasan yang salah untuk menikah antara lain telah hamil sebelum menikah, pemberontakan terhadap orangtua, untuk menjadi mandiri atau lepas dari orang tua, pengalihan dari hubungan yang buruk sebelumnya (diputuskan pasangan kemudian langsung memutuskan untuk menikah ketika bertemu pasangan baru), memenuhi tuntutan keluarga dan lingkungan sosial, serta untuk memperoleh dukungan ekonomi. Orang-orang yang menikah dengan alasan-alasan ini dapat mengakibatkan pernikahannya berujung pada perceraian ataupun akan merasa tidak bahagia dalam pernikahannya.
Ketidakbahagiaan dalam pernikahan dan perceraian memberikan dampak yang sangat buruk bagi anak-anak, orang dewasa dan masyarakat. Stres pernikahan juga berhubungan dengan manifestasi stres pada orang dewasa termasuk perilaku penyalahgunaan zat, perilaku kriminal, gangguan makan, psikopatologi, kekerasan dalam rumah tangga, penurunan produktivitas kerja, depresi, dan bunuh diri.
Perceraian dan ketidakbahagiaan dalam pernikahan memiliki dampak yang sangat buruk bagi individu maupun masyarakat. Perceraian tidak hanya mengakibatkan kerugian material namun juga kerugian mental yang besar bagi individu dan masyarakat. Oleh karena itu, membentuk suatu pernikahan yang kuat merupakan hal yang sangat penting. Pernikahan yang stabil dan aman memberikan keuntungan bagi orang dewasa, anak-anak dan masyarakat.

E.              Single Life

Pada umumnya kita hidup didunia ini menginginkan kebahagiaan, baik itu kebahagiaan bersama keluarga besar maupun bersama keluarga kecil kita sendiri yang akan kita jalani kedepannya. Karena dari situ sebenarnya bisa diketahui bahwa orang tersebut sukses dalam mencapai gol dalam hidupnya yaitu lepas dari orang tua, bisa membuat keluarga kecil bersama istri anak cucunya kelak dan bahagia bersama orang disekelilingnya.
Beberapa orang beranggapan bahwa hidup single itu tidak menyenangkan dan hidup jadi tidak berwarna. Tidak peduli apakah mereka hidup single karena pilihan atau karena belum mendapatkan jodoh,  kesepian seperti menjadi suatu ancaman serius yang bisa merusak kebahagiaan. Ujung-ujungnya mereka menjadi depresi dan mencari pelarian dari rasa kesepian itu. Narkoba, kehidupan malam, kumpul kebo, bahkan bunuh diri biasanya menjadi pelarian yang lazim dilakukan.
Apakah hidup single memang seburuk itu? Tentu, tidak. Bahagia atau tidak itu sebenarnya dipengaruhi pikiran kita sendiri. Saat kita mananamkan suatu pemikiran negative pada diri kita hasilnya pun akan negative dan jika kita menanankan pemikiran positif pada diri kita tentu hasilnya pun akan positif. Kebahagiaan itu kita sendiri yang punya. Yang menentukan kamu bisa bahagia atau tidak adalah dirimu sendiri.


sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar